Sejarah penelitian geologi kelautan diawali dengan dibentuknya Seksi Geologi Marin dan Seksi Geofisika Marin pada Puslitbang Geologi (P3G) tahun 1979. Pada tanggal 6 Maret 1984 kedua seksi tersebut kemudian integrasikan dan ditingkatkan statusnya menjadi unit kerja eselon II oleh para “founding father” geologi kelautan (diantaranya Prof. DR. J.A. Katili, Drs. H.M.S. Hartono, dan DR. Moh. Untung), menjadi Pusat Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL) di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 150 tahun 2001, PPGL dimekarkan menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM. Peraturan Menteri ESDM No. 0030 Tahun 2005 mengukuhkan kembali PPPGL sebagai unit penunjang dalam rangka menemukan sumber-sumber baru ESDM di laut yang ditujukan untuk meningkatkan investasi. Terakhir, Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2010 menguatkan kembali PPPGL sebagai unit penunjang dengan sedikit perubahan tugas pokok dan fungsi yang lebih berorientasi sebagai evaluator bagi penyiapan lahan Wilayah Kerja baru minyak dan gas bumi dan Pencadangan Nasional sumber daya mineral di laut. Selain itu, PPPGL juga berperan penting dalam penyiapan bahan-bahan kebijakan dalam upaya penyelesaian issu-issu kelautan nasional.
Predikat bagi institusi yang berumur lebih dari seperempat abad adalah berumur matang dan lazimnya merupakan masa berkarya nyata, oleh sebab itu PPPGL dituntut untuk semakin meningkatkan hasil kerja, dituntut untuk semakin memberikan peran lebih dalam pemecahan issu-issu kelautan nasional, penemuan cadangan-cadangan baru sumber daya ESDM di laut, dan pelayanan data kelautan untuk berbagai kepentingan nasional.
Jika dipetakan kembali, maka kekuatan atau kemampuan serta kelemahan-kelemahan PPPGL dapat dikenali melalui pendekatan yang populer dengan istilah “What we have and what we do not have” sebagai potret riil tentang kondisi PPPGL saat ini.
Ditinjau dari sudut pandang “We have” maka PPPGL telah memiliki:
Sertifikasi nasional dan internasional yang terdiri dari:
ISO 9001-2000 tentang Managemen Mutu (TUV Sert)
ISO 18001-2007 OHSAS tentang Keselamatan Kerja (TUV Nord)
Nippon Keiji Kokai (NK) bagi kapal survey berkelas dunia
Badan Klasifikasi Indonesia (BKI), Kementerian Perhubungan
CMASS Sertifikasi Selam Internasional - POSSI
Disamping itu, dalam pencapaian prestasi kerja PPPGL juga telah memperoleh anugerah tanda-tanda kehormatan dan bintang jasa diantaranya:
2 (dua) Bintang Jasa Wira Karya, Presiden RI
300 (tiga ratus) lebih Bintang Jasa Satyalancana Pengabdian 10, 20, dan 30 tahun
3 (tiga) Penghargaan Dharma Karya Madya, Menteri ESDM
3 (tiga) Photo of the Year, Dirjen Geologi dan Sumber Daya Mineral
1 (satu) Penghargaaan Presenter Terbaik, Dewan Riset Indonesia
8 (delapan) Penghargaan Pemecahan Rekor Selam Masal, KASAL, TNI AL
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah peran PPPGL dalam mendukung sektor-sektor pembangunan lainnya yaitu keanggotaan dari berbagai dewan, komisi, panitia setingkat nasional diantaranya:
Anggota National Technical Team (NTT), BATAN
Anggota Tim Submisi Landas Kontinen RI, DEPLU
Anggota Tim Toponimi Bawah Laut, Bakosurtanal
Anggota Evaluator Pencadangan Lahan Migas, Ditjen MIGAS, KESDM
Tenaga Ahli Komite II, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Set. DPD RI
Anggota ICOMAR (Integrated Coastal and Marine), LIPI-Belanda
Anggota Tim Kordinasi Perijinan Peneliti Asing, Kementerian Ristek
Anggota Working Group Delsea dan GeoCost CCOP
Mengacu pada berbagai peran keanggotaan nasional dan prestasi luar biasa yang telah dicapai maka sudah sepatutnya PPPGL dapat lebih berperan dalam mendukung program-program bukan saja bagi sektor ESDM, tetapi juga bagi sektor-sektor terkait lainnya. Namun demikian, visi PPPGL untuk menjadi pusat litbang yang unggul, professional danmandiri maka masih perlu dilengkapi oleh peran-peran lainnya, terutama yang secara langsung diamanatkan Undang-Undang sektor ESDM. Peran-peran lain yang belum dimiliki inilah yang dikelompokkan pada klasifikasikan “We do not have” yang selanjutnya diwujudkan menjadi misi utama PPPGL.
Misi utama PPPGL menyongsong tahun 2014 mencakup 3 (tiga) sasaran sebagai berikut:
- Penugasan PPPGL sebagai lembaga pemerintah dalam melaksanakan Survei Umum untuk penyiapan penawaran Wilayah Kerja (blok migas) lepas pantai (UU 22/2001 pasal 19 ayat 1)
- Penugasan PPPGL sebagai lembaga pemerintah dalam melaksanakan penyelidikan dan penelitian potensi mineral dasar laut untuk penyiapan Wilayah Pertambangan (UU No. 4 tahun 2009 pasal 11), pelaksanaan Penyelidikan Umum, dan penyiapan Wilayah Pencadangan Nasional (pasal 87)
- Memprakarsai survey “outward looking” yaitu menyiapkan data dukung untuk klaim atas wilayah International Seabed Authority (ISBA) di luar wilayah Landas Kontinen Republik Indonesia.
Salah satu kebanggan yang berkaitan dengan prestasi kerja PPPGL adalah kiprah Kapal Peneliti Geomarin I, sampai saat ini, tercatat telah memiliki jarak jelajah total lebih 400.000 km atau setara dengan jarak 10 (sepuluh) kali mengelilingi dunia. Disamping itu, selama melaksanakan tugasnya yaitu pemetaan bersistem, KP Geomarin I juga telah memperoleh predikat “zero accident “ selama dua dasa warsa atau 20 tahun beroperasi. Oleh sebab itulah, nachoda KP Geomarin I yaitu Capt. Irman Suprapto (purnabakti tahun 2009), saat ini sedang diusulkan untuk memperoleh Tanda Kehormatan Dharma Karya Pertama dari Menteri ESDM.
Kiprah survey lainnya yaitu Kapal Peneliti Geomarin III dalam pelayaran perdananya tahun 2009, telah melaksanakan survey kemitraan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, First Institute of Oceanography of China, Lamont Doherty Earth Observatory, Columbia University dan NOAA USA dalam identifikasi karakter Indonesian Through Flow (ITF) di Selat Sulawesi, Selat Karimata, Selat Sunda, sampai ke perairan Samudera Hindia sekitar Pulau Christmas. Selanjutnya kegiatan pemetaan geologi kelautan oleh kapal yang sama telah dilakukan di perairan Maluku bagian utara dan Laut Banda bagian selatan pada tahun 2010. Dalam rangka mendukung kebijakan operasional pengelolaan migas Blok Masela di Laut Arafura, KP Geomarin III juga telah melakukan site survey untuk memperoleh data baru sebagai bahan rekomendasi bagi pengelolaan eksploitasi migas di lepas pantai.
Pada kesempatan HUT ke-27 ini juga pimpinan PPPGL, secara khusus telah menyampaikan rasa terima kasih kepada sebagian karyawan/karyawati PPPGL terpilih dan dinilai telah memberikan kontribusi lebih berupa pengabdian, dedikasi, prestasi, dan kinerja bagi bangsa dan negara, khususnya bagi PPPGL. Ucapan terimakasih secara khusus dari pimpinan PPPGL akan ditradisikan setiap tahun sebagai bentuk penghargaan dan kepedulian pimpinan terhadap kinerja yang dicapai oleh masing-masing anggotanya dengan harapan agar menjadi stimulus untuk lebih meningkatkan kinerja dan layanan prima di masa yang akan datang.
(disarikan dari Sambutan Ka. PPPGL pada upacara Bendera 17 Maret 2011)
Leave a comment