GAS BIOGENIK KAWASAN PESISIR MUARA KAKAP SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Penulis Artikel Puslitbang Geologi Kelautan : Yudi Darlan, Udaya Kamiludin, Juniar Hutagaol, Hananto Kurnio, dan K H Widjaksana

Usaha Pemerintah melakukan pencarian sumber-sumber energi baru bertujuan untuk dapat menjamin tersedianya energi dalam jumlah cukup di setiap daerah, kualitas baik dan harga yang wajar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan.
Kegiatan survey berupa eksplorasi prospektif gas biogenik kelautan perairan Muara Kakap dan sekitarnya, Kalimantan Barat yang dilakukan oleh Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL) merupakan tahap pendahuluan yang diharapkan dapat mengidentifikasi potensi sumber energi gas alternatif, sehingga dapat memberikan dampak bagi pertumbuhan iklim usaha masyarakat setempat.

Sari
Usaha Pemerintah melakukan pencarian sumber-sumber energi baru bertujuan untuk dapat menjamin tersedianya energi dalam jumlah cukup di setiap daerah, kualitas baik dan harga yang wajar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan.
Kegiatan survey berupa eksplorasi prospektif gas biogenik kelautan perairan Muara Kakap dan sekitarnya, Kalimantan Barat yang dilakukan oleh Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL) merupakan tahap pendahuluan yang diharapkan dapat mengidentifikasi potensi sumber energi gas alternatif, sehingga dapat memberikan dampak bagi pertumbuhan iklim usaha masyarakat setempat.
Kawasan pesisir Muara Kakap dan sekitarnya termasuk dalam komplek Delta Kapuas yang terdiri atas pulau-pulau. Pulau-pulau tersebut sebagian besar ditumbuhi hutan mangrove dewasa yang masih terjaga, disusun oleh sedimen berupa lempung dan pasir hitam serta endapan gambut (“sepuk” istilah masyarakat setempat). Jenis lempung dan pasir hitam berbau bususk (H2S), rembesan gas kepermukaan, bentuk lapisan sedimen bawah permukaan yang unik berdasarkan data geolistrik, dan contoh sedimen dan gas dari bor inti mengindikasikan adanya gas biogenik/gas gambut di sebagian tempat Delta Kapuas.
Daerah yang dianggap prospek gas biogenik adalah P. Sepuk Laut, P. Sepuk Prupuk, P. Sepuk Keladi, dan sebagian P. Nyamuk dan P. Tanjung Saleh . Semburan gas api dari lubang bor air milik masyarakat Pulau Sepuk Laut beberapa tahun sebelumnya menjadikan trauma terhadap bentuk penelitian gas di daerah ini. Sosialisasi sangat diperlukan sehingga keberadaan gas biogenik merupakan anugerah bagi masyarakat Muara Kakap dan sekitarnya.

Pendahuluan
Sumberdaya alam yang ada dif wilayah pesisir dan laut Muara Kakap dan sekitarnya mempunyai keragaman yang sangat tinggi baik jenis maupun potensinya. Potensi-potensi tersebut antara lain potensi perikanan tangkap, potensi ekosistem pesisir, potensi wisata, dan potensi industri maritime. Potensi perikanan tangkap masih merupakan andalan utama bagi sektor usaha masyarakat pesisir daerah ini. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan sekitar 80% pasokan ikan ke kota Pontianak dan sekitarnya berasal dari perikanan tangkap Muara Kakap. Potensi perikanan tambak mulai dilirik meskipun belum memberikan hasil yang menggembirakan. Pembukaan lahan tambak yang disusul dengan penebangan hutan mangrove sering menimbulkan konflik.
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan energi bahan bakar minyak dunia, maka dampaknya sangat terasa bagi masyarakat pesisir Muara Kakap dan sekitarnya, karena lebih dari 90% sektor usaha masyarakat ini berasal dari perikanan tangkap. Masyarakat dengan modal cukup masih bertahan dalam usaha ini. Kebutuhan energi BBM untuk keperluan penerangan umum mulai dibatasi. Untuk keperluan rumah tangga sebagian besar beralih ke cara lama menggunakan bahan bakar kayu, pohon kelapa, dan pohon mangrove.
Perhatian pemerintah pusat untuk membantu masyarakat Muara Kakap dan sekitarnya dalam upaya penyediaan kebutuhan energi adalah dengan menyediakan dana kompensasi BBM serta melakukan pencarian sumber-sumber energi baru dan energi alternativ. Usaha pencarian sumber-sumber energi baru dlakukan secara bertahap mulai dari penyelidikan pendahuluan hingga pendistribusian, sehingga usaha pemerintah benar-benar akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. Penyelidikan pendahuluan yang dilakukan oleh PPPGL Tahun Anggaran 2005 di kawasan Pesisir Muara Kakap dan sekitarnya bertujuan untuk mengetahui daerah prospek biogenik gas bagi kepentingan masayarakat setempat.
Penelitian-penelitian baik yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta sebelumnya telah ada di kawasan perairan Muara Kakap dan sekitarnya. Informasi terakhir di daerah ini ada kegiatan survey migas yang dikerjakan oleh pihak swasta.
Sanyoto drr (1993) telah memetakan keadaan geologi kawasan perairan Muara Kakap dan sekitarnya. Sedimen yang tersebar luas di kawasan Muara Kakap berupa endapan hasil rombakan dari batuan yang berumur lebih tua (alufial). Endapan ini terdiri atas material lepas seperti kerikil, pasir, lanau, lempung, dan endapan kepingan kayu dan gambut.
Tim Lembar Peta 1315 (2001) telah melakukan penyelidikan geologi dan geofisika Kelautan di perairan Kalimantan Barat. Penyelidikan ini memetakan kondisi sedimen permukaan dan kedalaman air laut (batimetri) secara regional.
Kamiludin drr (2004) menyelidiki sumberdaya mineral emas letakan (placer deposits) pada sedimen permukaan dasar laut di periaran Delta Kapuafs. Hasil telitian mengungkapkan potensi sumberdaya mineral emas dan mineral berharga lainnya di daerah ini.
Usaha masyarakat Pulau Sepuk Laut dalan pencarian air tanah dangkal (50m) beberapa tahun sebelumnya melalui pemboran mengalami kegagalan. Dari lubang bor tersebut keluar semburan gas api setinggi 3m untuk beberapa saat lamanya. Kejadian ini menjadi trauma bagi masyarakat setempat yang berkaitan dengan penelitian gas.
Alasan yang dikemukakan masyarakat kepada Tim Muara Kakap (2005) antara lain pertama kekhawatiran terjadi kebakaran, jika gas diambil akan terjadi amblesan tanah-tanah hunian dan ladang masyarakat bahkan pulau, pencemaran terhadap perairan yang akan mengurangi produk perikanan, terakhir khawatir gas di bawa ke luar daerah sehingga masyarakat setempat tidak menikmati.
Gas biogenik didefinisikan sebagai gas yang terbentuk pada lapisan sedimen dangkal, temperatur dan tekanan rendah oleh bakteri anaerobik yang mengubah komposisi sedimen organik menjadi sebagian besar gas methane, CH4 (www.geochem.com). Gas biogenik di beberepa negara seperti Cina, Korea dan Vietnam digunakan untuk industri kecil, penerangan dan keperluan rumah tangga.

Kondisi pantai dan sedimen
Kawasan Muara Kakap dan sekitarnya merupakan bagian dari Delta Kapuas. Delta ini merupakan suatu sistem delta aktif yang dibentuk dalam kondisi lingkungan tropik. Pengaruh sungai (fluvial) dan gelombang laut sangat kuat dalam pembentukan delta ini. Delta Kapuas memperlihatkan suatu tipe morfologi berbentuk kipas simetri yandg terdiri atas pulau-pulau. Pulau-pulau tersebut dipisahkan oleh cabang-cabang sungai Kapuas Besar dan kanal pasang-surut (tidal channel). Pohon mangrove dewasa sebagian besar menghiasi pulau-pulau yang tersebar di Delta Kapuas. Endapan lumpur sebagian besar mengalasi dasar cabang – cabang sungai, kanal - kanal pasang surut, dan laut. Endapan gambut membentuk gosong sering ditemukan dan merupakan salah satu ciri khas Delta Kapuas. Lempung dan pasir hitam berbau busuk (H2S) yang terdiri atas material organik seperti kepingan moluska dan tumbuhan menempati sebagian besar pulau-pulau Delta Kapuas.

Penyelidikan geofisika
Data seismik resolusi tinggi menunjukkan bahwa secara umum sedimen bawah dasar laut (sub-surface sediment) di lepas pantai Muara Kakap, Delta Kapuas (prodelta) meperlihatkan pola-pola alur purba dengan konfigurasi umumnya ‘cut and fill’. Konfigurasi sediment ini berdasarkan beberapa model acuan kemungkinan kecil sekali adanya indikasi gas biogenik. Di kawasan perairan Muara Kakap (delta plan – delta fornt) data seismik menunjukan pola acoustic turbidity (rekaman homogen) (Gb. 4). Konfigurasi ini umumnya menunjukkan sedimen yang tidak padat (soft sediment) bisa berupa lumpur atau sedimen tersuspensikan (suspended sediment). Ada kemungkinan di daerah ini terdapat indikasi gas biogenik.

Penyelidikan geolistrik
Penyelidikan geolistrik mengungkap struktur dan lapisan sedimen bawah permukaan berdasarkan sifat fisis resistivitas. Metoda geolistrik yang digunakan di daerah ini adalah konfigurasi 2 D Schlumberger. Wienner, dan Dipole-dipole dengan jumlah 30 kali bentangan (shooting) yaitu : 16 di Sepuk laut, 7 di pulau Nyamuk, 4 di Tanjung Saleh, 2 di Sepuk Propuk, dan 1 di Sepuk Keladi.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan inversi data didapat informasi struktur 2D dari resistivitas dan kedalamannya. Secara keseluruhan pola sebaran nilai resistivitas menunjukkan bahwa kondisi daerah penyelidikan merupakan daerah konduktif (1- 9 Ohm.m). Nilai resistivitas ini sesuai dengan kondisi geologi daerah ini berupa pantai/rawa. Anomali-anomali resistivitas tampak pada penampang 2D. Anomali-anomali prospek gas biogenic diduga yang mempunyai pola vortex yang jelas berkisar antara 1,5-3 ohm.m. Daerah yang diduga menunjukan indikasi kuat adanya gas biogenik adalah P. Sepuk Laut (Gb. 5) dan P. Sepuk Prupuk. Di P. Sepuk Keladi, P. Nyamuk dan P. Tanjung Saleh indikasi gas biogenik relatif kecil.

Pemboran gas biogenik
Lokasi titik bor ditentukan berdasarkan interpretasi data geolistrik dan indikasi lainnya di lapangan (Gb.6, Gb.7 dan Gb.8). Empat titik bor yaitu: satu titik bor di P. Sepuk Laut sedalam 45m, dua titik di daratan Muara Kakap masing-masing 50m, dan satu lagi di laut dekat Tanjung Saleh sedalam 100m. Dari ke empat lubang bor yang mengeluarkan gas methane adalah titik bor yang ada di desa Tanjung Gemuk Pulau Sepuk Laut (Gb.8). Dua lubang bor di daratan Muara kakap mengeluarkan air tanah dangkal yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat (Gb.9). Lubang bor di Tanjung Saleh menunjukkan adanya endapan gambut di bagian atas dan lempung berupa kaolinit-monmorilonit di bagian bawah yang mengindikasikan daratan.

Daerah prospek

Berdasarkan interpretasi data geologi, geolistrik, seismik, bor, peta citra, dan populasi penduduk maka daerah prospek gas biogenik di kawasan Muara Kakap dan sekitarnya adalah sebagai berikut (Gb.11):
Kawasan Sepuk Laut dikatagorikan sebagai prospek 1 karena di daerah ini sedimen organic cukup tebal, kondisi mangrove masih terjaga artinya pohon mangrove ini merupakan bagian dari ekosistem pesisir yang diduga ada kaitannya dengan keterdapatan gas biogenik di daerah ini, rembesan gas sebagai indikasi sumber gas biogenik ditemukan di sejumlah tempat, dan populasi penduduk di sini lebih tinggi dengan sektor usaha di daerah ini lebih maju dari tempat lain.
Kawasan Sepuk Prupuk dikatagorikan sebagai prospek 2. Di daerah ini kondisi geologinya hampir sama dengan Sepuk laut hanya area sumber gas biogenik Sepuk Prupuk lebih kecil.
Kawasan Sepuk Keladi merupakan prospek 3. Kondisi geologi mengindikasikan sumber gas biogenik cukup banyak. Populasi penduduk sedikit dengan sektor usaha sangat minim sehingga dapat dikelompokan sebagai masyarakat miskin.
Kawasan P. Nyamuk dan Tanjung Saleh dikelompokan sebagai prospek 4. Data geolistrik mengindikasikan gas biogenik sangat lemah dan struktur lapisan sedimen yang tidak teratur, lahan hutan mangrove sudah berubah menjadi area pesawahan dan tambak. Populasi di daerah ini cukup tinggi dengan sektor usaha pertanian sawah dan perkebunan palawija cukup maju. Daerah ini merupakan salah satu pemasok beras dan buah-buahan desa Muara Kakap dan sekitarnya.
Kawasan sungai dan laut tidak memeperlihatkan adanya indikasi gas biogenik. Data bor menunjukkan sedimen bawah permukaannya sebagaian besar berupa lempung lunak dan lempung agak padat sehingga untuk terbentuknya gas biogenik kemungkinan kecil sekali.

Simpulan
-Gas biogenik di kawasan Muara kakap diduga kuat hubungannya dengan keberadaan sedimen organik berwarna hitam, porus, bau busuk asam sulfida, mengandung air tawar, dan hutan mangrove dewasa yang masih terjaga.
-Gelembung-gelembung udara yang naik kepermukaan air cukup lama merupakan salah satu indikasi adanya rembesan gas biogenik.
-Gas biogenik kearah daratan pulau memperlihatkan indikasi lebih kuat, sebaliknya ke arah pantai lemah.
-Daerah prospek: sumber gas biogenik cukup banyak, populasi penduduk cukup padat, sektor usaha maju.

Acuan
Kamiludin, U., Darlan, Y., Hanafi, M., Widiatmoko, H.C., Suprijadi, Widjaksana, K.H., dan Hartono, 2004: Penyelidikan Emas Letakan di Perairan Delta Kapuas, Pontianak, Kalbar, Puslitbang Geologi Kelautan (P3GL).
Sanyoto, P., dan Pieters, P.E., 1993: Peta Gelogi Lembar Pontianak / Nagataman, Kalimantan, Pulitbang Geologi (P3G), Australian Geological Survey Organisation (AGSO)
Tim Lembar Peta 1315, 2001: Penyelidikan Geologi dan Geofisika Kelautan Perairan Kalimantan Barat, Puslitbang Geologi Kelautan (P3GL
Tim Muara Kakap, 2006: Eksplorasi prospektif Gas Biogenik Kelautan Perairan Muara Kakap dan Sekitarnya, Kalimantan Barat, Puslitbang Geologi Kelautan (P3GL).
www.geochem.com, OilTracers L.L.C.,1999-2005: Determining the Origin of Hydrocarbon Gas Shows and Gas Seeps (Bacterial Gas vs Thermogenic Gas) Using Gas Geochemistry.

Leave a comment

Full HTML

  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.