Jawa Barat merupakan salah satu alternatif lokasi yang diajukan. Kegiatan penelitian telah dilakukan pada beberapa faktor yaitu : geologi, geofisika dan oseanografi. Tujuan pembangunan tersebut guna membangun fasilitas riset kelautan secara nasional dalam rangka mengintegrasikan dan mengkoordinasikan program sarana dan prasarana kelautan, khususnya pelabuhan bagi berlabuhnya kapal-kapal riset yang dimiliki.
Tipe pasang surut di perairan dan sekitarnya yang memiliki amplitude 100 – 110 cm termasuk pada tipe pasang campuran berganda. Pola arus pada musim barat pada saat menjelang pasang maupun surut arus bergerak dari arah barat ke timur dengan kecepatan kurang dari 0,3 m/det.
Hasil peramalan gelombang tinggi maksimum dan perioda arah baratlaut dan utara. Morfologi dasar laut di lokasi penelitian sangat landai dengan kedalaman hingga -7,0 meter berjarak 3,75 km dari garis pantai. Daya dukung tanah dari hasil pemboran, permukaan dasar laut didominasi oleh material berfraksi halus berupa lumpur,pada kedalaman 18,0 – 27,0 m pada bagian atas diselingi oleh pasir lepas hingga lempung pasiran yang bersifat lunak dengan nilai SPT 22 – 32 tumbukan, dari data sondir menunjukan nilai Qc = 2-4 kg/cm2 di kedalaman 2,0 – 11,5 m dan Qc> 150 kg/cm2 pada kedalaman lebih dari 20,0 m. Pada kedalaman lebih dari 20 m terdiri dari pasir, padat, keras dan nilai SPT antara 35 – 50 tumbukan. Rencana pembangunan Merine Center khususnya sebagai tempat tambat seluruh kapal riset dibuat 2 alternatif. Pertama membuat suatu bangunan trestle di belakang kantor Puslitbang Geologi Kelautan sepanjang 3,7 km. Alternatif kedua berupa pembangunan pelabuhan kolam dengan area mulai dari Pelabuhan Kejawanan ke arah timur hingga kantor Puslitbang Geologi Kelautan. Pelabuhan Kejawanan adalah aset milik Departemen Kelautan dan Perikanan sehingga rencana pembangunan kolam pelabuhan ini merupakan penggabungan dua fasilitas instansi kelautan yang secara sarana dan prasarana wilayah cukup mewak
Leave a comment