Lokakarya Kondisi Bahaya Geologi Dalam Rangka Pembangunan Jembatan Selat Sunda

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
NOMOR : 48/ HUMAS KESDM/2010
Tanggal : 30 September 2010

LOKAKARYA KONDISI BAHAYA GEOLOGI DALAM RANGKA PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh telah membuka secara resmi pelaksanaan Lokakarya mengenai Kondisi Bahaya Geologi dalam Rangka Pembangunan Jembatan Selat Sunda, di Auditorium Gedung Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Kamis (30/9). Lokakarya ini dihadiri oleh 200 peserta dari berbagai institusi Pemerintah dan swasta dengan enam pembicara teknis dari Badan Geologi Kementerian ESDM, Badan Litbang Kementerian ESDM, Kementerian Pekerjaan Umum, Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kawasan Selat Sunda merupakan salah satu kawasan rawan bencana geologi di Indonesia, hal ini disebabkan oleh Selat Sunda yang terletak pada zona peralihan tektonik aktif antara Sumatera dan Jawa. Kerawanan ini dicerminkan oleh pernah terjadinya bencana geologi di wilayah ini seperti gempabumi, letusan gunung api, tsunami dan gerakan tanah.

Badan Geologi Kementerian ESDM memiliki tugas dan fungsi Melaksanakan Penelitian dan Pelayanan di Bidang Geologi dengan visi “Geologi untuk Perlindungan dan Kesejahteraan Masyarakat”, berinisiatif mengungkapkan Kondisi Bahaya Geologi tersebut diatas dalam rangka pembangunan Jembatan Selat Sunda.

Tujuan diselenggarakannya Lokakarya ini adalah :

  1. Memberikan gambaran kondisi geologi dengan potensi bahaya geologi kawasan Selat Sunda sebagai bahan pertimbangan pembangunan Jembatan Selat Sunda.
  2. Pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan pandangan mengenai potensi bahaya geologi Kawasan Selat Sunda.
  3. Menyusun data dasar kebencanaan geologi untuk menunjang pembangunan Jembatan Selat Sunda.
  4. Langkah konkret guna mewujudkan kesamaan persepsi dari seluruh elemen pelaku pembangunan dalam menyikapi sistem perencanaan sebagai bagian penting dalam setiap gerak langkah pembangunan kawasan berwawasan lingkungan. Mengingat dalam hal ini aspek kebumian yang melandasi berbagai kehidupan di muka bumi, maka informasi geologi sangat berperan sebagai “informasi awal” dalam penyusunan data dasar perencanaan pembangunan Jembatan Selat Sunda.
  5. Sebagai suatu kawasan yang mempunyai latarbelakang potensi bahaya geologi, peserta lokakarya ini berharap dan mengusulkan bahwa pembangunan di Selat Sunda ini perlu memperhatikan :
  • Pembangunan jembatan dan pembangunan di wilayah penyanggahnya diharapkan memperhatikan kondisi lingkungan geologi yang beraspek kebencanaan geologi.
  • Penanganan lingkup kebencanaan geologi hendaknya bersifat terpadu, dengan memperhatikan kaidah-kaidah kebencanaan secara genetika dan potensi paparannya secara kuantitatif.
  • Penelitian dan pemantauan secara berkesinambungan potensi bahaya geologi, merupakan hal penting untuk dilaksanakan dan diperhatikan.
  • Membuat mikrozonasi bencana dan resiko geologi yang bersifat terpadu dan terapan dalam perencanaan pembangunan jembatan dan kawasan.
  • Menentukan secara kuantitatif besaran ancaman bahaya geologi khususnya bahaya gempabumi, letusan gunung api, landaan tsunami dan gerakan tanah serta bahaya ikutan lainnya.
  • Memadukan sain dan teknologi bersifat terapan dalam upaya mengurangi dan mengantisipasi resiko bahaya Informasi kondisi geologi dan potensi bahayanya, hendaknya diberikan atau dikeluarkan oleh institusi Pemerintah sesuai dengan tugas fungsi yang diamanatkan.
  • Mengikutsertakan seluruh pemangku kepentingan dalam tatakelola resiko bencana dan penyebar luasnya serta pendidikan tatakelola resiko bencana kawasan Selat Sunda.

Sumber (www.esdm.go.id)

Leave a comment

Full HTML

  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.