Pemetaan Geomarin I Sabang
Oleh: Subaktian Lubis
Program pemetaan nasional bersistem Puslitbang Geologi Kelautan, Balitbang ESDM, Kementerian ESDM yang dilaksanakan oleh tiga Tim sekaligus yaitu Tim Lembar 0421, 0422 dan 0521 dipimpin oleh Ir. Imelda Silalahi, Novi Sutisna, Dipl. dan Ir. Tomi Naibaho Telah berhasil memetakan lembar-lembar perairan Aceh utara di Laut Andaman. Penelitian ini merupakan pemetaan terjauh di wilayah pojok barat perairan Indonesia yang meliputi wilayah laut territorial, wilayah laut tambahan (contiguous zone) dan sebagian Zona Ekonomi Eksklusif. Pemetaan dilaksanakan secara berkesinambungan dimulai bulan Juni - Agustus 2011 menggunakan Kapal Peneliti Geomarin I, diikuti oleh 6 orang ahli geologi/geofisika, 4 teknisi, 3 mahasiswa Unpad dan Itenas, security officer dari Mabes AL, dan 13 Awak Kapal.
Metoda yang digunakan pada pemetaan ini meliputi single channel seismic reflection, marine magmetic survey, batimetri, serta pemercontoh sedimen dasar laut.
Kegiatan pemetaan ini juga telah memecahkan rekor hari layar terpanjang KP Geomarin I yang penuh dengan rintangan antara lain terjadinya badai dan gelombang tinggi. Tercatat, di perairan sebelah utara pulau Rondo (salah satu pulau terdepan) gelombang laut saat itu mencapai 4-5 meter akibat badai yang terjadi di teluk Benggala. Namun demikian, Nakhoda Geomarin I Capt. Nana Sutisna, berhasil mengantisipasi dengan cara merubah haluan survei yang tegak lurus dengan arah gelombang dan berlindung di wilayah bayangan gelombang. Selain telah berhasil memetakan tiga lembar peta bersistem ini, juga menemukan beberapa indikasi struktur geologi bawah laut yang memperkuat dugaan tentang asal usul terbentuknya pulau Sabang dan pulau-pulau kecil di utara-barat pulau Sumatera secara geologi. Indikasi adanya sesar-sesar memanjang yang membelah pulau Sabang juga telah membuka pemahaman baru tentang sistem tektonik yang berkembang sampai saat ini. Hasil pemetaan geomorfologi di sebelah barat laut pulau Rondo juga menemukan suatu bentuk "cekungan" yang unik dengan kedalaman 3.500 meter yang sangat "distinct" dibandingkan dengan morfologi dasar laut di sekitarnya. Berdasarkan data seismik dan bentuk geomorfologi dasar laut, masih sulit untuk mereka-reka pembentukan cekungan ini serta kaitannya dengan sistem tektonik Indonesia bagian barat. Namun demikian, bentuk cekungan yang unik ini merupakan temuan baru karena sebelumnya tidak tercantum pada peta-peta geologi kelautan, padahal merupakan salah satu underwater feature utama dalam klasifikasi penamaan geografi bentang alam bawah laut. Oleh sebab itu, untuk sementara Tim peneliti mengusulkan memberikan nama cekungan geografi "Geomar-Rondo" lengkap dengan nomenklatur yang diperlukan sesuai dengan kriteria internasional yang dikeluarkan oleh badan PBB yaitu United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN).
Dengan diselesaikannya pemetaan lembar-lembar peta di perairan pojok barat Indonesia ini, maka pemetaan geologi dan geofisika kelautan bersistem skala 1:250.000 telah mencapai 113 lembar atau sekitar 30,9% dari seluruh wilayah perairan Indonesia. Satu hal yang cukup unik namun membanggakan bahwa, seluruh personal pemetaan ini telah memperoleh sertifikat tiba di Kilometer Nol Indonesia (Kilometer Zerro, The Westernmost Point Indonesia) dari Walikota Sabang karena telah mengunjungi tugu titik nol kilometer yang terletak di ujung utara pulau Sabang.
Comments (1)
saya mahasiswi kelautan ingin melakukan praktek magang. bagaimana cara agar dapat magang di P3GL ya?
Leave a comment