Lokasi penyelidikan adalah kawasan pantai (Selatan Lebak) Kecamatan Panggarangan, desa Cibobos mencakup wilayah pantai hingga ke batas 4 mil laut yang diukur pada saat surut laut terendah (Gambar 1). Secara geografis 6º 58’ 40”- 6º 53’ 30” LS dan 106º 05’ - 106º 08’ 20” BT, berdasarkan peta geologi regional daerah ini mempunyai struktur geologi komplek berupa patahan, lipatan serta beberapa intrusi batuan beku yang mendukung keberadaan mineral logam di daerah ini.
PENDAHULUAN
Lokasi penyelidikan adalah kawasan pantai (Selatan Lebak) Kecamatan Panggarangan, desa Cibobos mencakup wilayah pantai hingga ke batas 4 mil laut yang diukur pada saat surut laut terendah. Secara geografis 6º 58’ 40”- 6º 53’ 30” LS dan 106º 05’ - 106º 08’ 20” BT, berdasarkan peta geologi regional daerah ini mempunyai struktur geologi komplek berupa patahan, lipatan serta beberapa intrusi batuan beku yang mendukung keberadaan mineral logam di daerah ini.
Daerah penelitian merupakan bagian dari Busur Magmatik Sunda-Banda yang berumur Neogen yang membentang sepanjang Pulau Jawa hingga ke bagian timur Pulau Damar. Busur tersusun oleh rangkaian gunungapi aktif pada batuan vulkanik dan volkanikklastik yang lebih tua yang berinterkalasi dengan batuan sediment yang berumur Paleogen dan Neogen dan di intrusi oleh batuan beku plutonik.
Batuan dasar daerah ini berupa Melange yang berumur Kapur Akhir atau Paleogen terbentuk oleh dua perioda aktifitas magmatik yaitu Periode Eosen Akhir-Miosen Awal dan Periode Miosen Akhir-Pliosen yang berhubungan dengan proses penunjaman Lempeng Samodera India ke Bawah Busur Sunda.
Batuan intrusi di daerah telitian sangat terkait dengan proses mineralisasi adapun batuan terobosan tersebut antara lain.
GRANODIORIT CIHARA (Teog), Granodiorit, granodiorit porfir, granit, dasit porfir, gabro dan aplit. Umur Oligosen Awal-Akhir; DASIT (Tmda) Dasit, liparit, bostonit porfir. Umur Miosen Tengah-Akhir; ANDESIT (Tma) : Andesit, andesit hornblenda. Umur Miosen Akhir; BASAL OLIVIN (Qb).: Basal, basal olivin, dan andesit piroksen. Kuarter
Struktur geologi yang utama di daerah telitian adalah sesar, berupa sesar naik, dengan arah bidang sesar relatif barat-timur, barat laut-tenggara dan sesar jurus mendatar dengan arah bidang relatif utara-selatan dan sesar normal memotong batuan berumur tua (F.BAYAH ) Paleosen-Eosen hingga batuan yang berumur muda FORMASI CIMANCEURI (liosen).
Metode dan Analisa pada kegiatan pengambilan contoh diarahkan pada sedimen permukaanya dasar laut dengan menggunakan alat percontoh comot (grab sampler. Kegiatan ini diperlukan untuk mengetahui jenis dan pola sebaran sedimen permukaan dasar laut dimana mineral terakumulasi, sehingga memudahkan untuk proses kegiatan selanjutnya. Metode geofisika berupa pemeruman (batimetri) membuat kontur kedalaman dasar laut dan seismik dangkal (stratabok) untuk mengetahui ketebalan batuan dasar laut.
Pengambilan contoh sedimen pantai berupa pasir pantai, batuan insitu (out crop) batuan hanyutan (float) ini dilakukan dengan palu geologi, loupe, dan bor tangan yang diambil umumnya dengan interval grid 250 meter atau tergantung singkapan yang ada proses mineralisasi. Untuk sedimen lepas (pasir, pasir lanauan) dilakukan pendulangan untuk mengetahui kandungan mineral bijih/mineral berat seperti emas, perak, pirit, kalkopirit, magnetik, hematit, rutil dengan menggunakan loupe dengan pembesaran 20X. Untuk batuan insitu (batuan beku, batupasir, batuan meta (terubah) dilakukan penggerusan sampai halus baru didulang.
PENDAHULUAN
Lokasi penyelidikan adalah kawasan pantai (Selatan Lebak) Kecamatan Panggarangan, desa Cibobos mencakup wilayah pantai hingga ke batas 4 mil laut yang diukur pada saat surut laut terendah. Secara geografis 6º 58’ 40”- 6º 53’ 30” LS dan 106º 05’ - 106º 08’ 20” BT, berdasarkan peta geologi regional daerah ini mempunyai struktur geologi komplek berupa patahan, lipatan serta beberapa intrusi batuan beku yang mendukung keberadaan mineral logam di daerah ini.
Daerah penelitian merupakan bagian dari Busur Magmatik Sunda-Banda yang berumur Neogen yang membentang sepanjang Pulau Jawa hingga ke bagian timur Pulau Damar. Busur tersusun oleh rangkaian gunungapi aktif pada batuan vulkanik dan volkanikklastik yang lebih tua yang berinterkalasi dengan batuan sediment yang berumur Paleogen dan Neogen dan di intrusi oleh batuan beku plutonik.
Batuan dasar daerah ini berupa Melange yang berumur Kapur Akhir atau Paleogen terbentuk oleh dua perioda aktifitas magmatik yaitu Periode Eosen Akhir-Miosen Awal dan Periode Miosen Akhir-Pliosen yang berhubungan dengan proses penunjaman Lempeng Samodera India ke Bawah Busur Sunda.
Batuan intrusi di daerah telitian sangat terkait dengan proses mineralisasi adapun batuan terobosan tersebut antara lain.
GRANODIORIT CIHARA (Teog), Granodiorit, granodiorit porfir, granit, dasit porfir, gabro dan aplit. Umur Oligosen Awal-Akhir; DASIT (Tmda) Dasit, liparit, bostonit porfir. Umur Miosen Tengah-Akhir; ANDESIT (Tma) : Andesit, andesit hornblenda. Umur Miosen Akhir; BASAL OLIVIN (Qb).: Basal, basal olivin, dan andesit piroksen. Kuarter
Struktur geologi yang utama di daerah telitian adalah sesar, berupa sesar naik, dengan arah bidang sesar relatif barat-timur, barat laut-tenggara dan sesar jurus mendatar dengan arah bidang relatif utara-selatan dan sesar normal memotong batuan berumur tua (F.BAYAH ) Paleosen-Eosen hingga batuan yang berumur muda FORMASI CIMANCEURI (liosen).
Metode dan Analisa pada kegiatan pengambilan contoh diarahkan pada sedimen permukaanya dasar laut dengan menggunakan alat percontoh comot (grab sampler. Kegiatan ini diperlukan untuk mengetahui jenis dan pola sebaran sedimen permukaan dasar laut dimana mineral terakumulasi, sehingga memudahkan untuk proses kegiatan selanjutnya. Metode geofisika berupa pemeruman (batimetri) membuat kontur kedalaman dasar laut dan seismik dangkal (stratabok) untuk mengetahui ketebalan batuan dasar laut.
Pengambilan contoh sedimen pantai berupa pasir pantai, batuan insitu (out crop) batuan hanyutan (float) ini dilakukan dengan palu geologi, loupe, dan bor tangan yang diambil umumnya dengan interval grid 250 meter atau tergantung singkapan yang ada proses mineralisasi. Untuk sedimen lepas (pasir, pasir lanauan) dilakukan pendulangan untuk mengetahui kandungan mineral bijih/mineral berat seperti emas, perak, pirit, kalkopirit, magnetik, hematit, rutil dengan menggunakan loupe dengan pembesaran 20X. Untuk batuan insitu (batuan beku, batupasir, batuan meta (terubah) dilakukan penggerusan sampai halus baru didulang.
Leave a comment