Error message

Notice: Undefined offset: 2 in tb_megamenu_insert_tb_item() (line 343 of /var/www/html_new/sites/all/modules/tb_megamenu/tb_megamenu.functions.inc).

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Badan Litbang ESDM Bantu Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402

Kementerian ESDM menerjunkan dua teknisi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Badan Litbang ESDM untuk membantu melakukan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang telah hilang kontak saat menggelar latihan penembakan rudal di perairan Utara Bali pada Rabu, 21 April 2021 lalu. (Sumber: detiknews)

Tim teknis yang ditugaskan adalah Wilman Darmawan dan Sahnedi. “Mereka bergabung dengan tim operasi gabungan yang dipimpin Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari tanggal 22 sampai 28 April 2021,” ucap Kepala Pusat P3GL Hedi Hidayat dalam keterangan tertulis, Kamis (22/4/2021)

Selain menerjunkan dua personel, dilengkapi juga dengan peralatan yang disebut Marine Magnetic SeaSpy Magnetometer milik P3GL yang digunakan untuk mendeteksi perkiraan lokasi keberadaan kapal selam. Alat ini umumnya digunakan sebagai peralatan survei geofisika untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan sifat kemagnetannya. Secara prinsip, kerja marine magnetometer identik dengan alat metal detector, yang membedakannya adalah thresold dari keduanya.

Posisi terakhir kapal ada di 95 kilometer utara Pulau Bali atau 12-13 kilometer selatan Pulau Sepanjang di Kepulauan Kangean, Jawa Timur. (Sumber : Koran Kompas)

Peneliti geologi kelautan dari P3GL Badan Litbang ESDM, Riza Rahardiawan, Jumat (23/4), mengatakan dalam wawancaranya dengan koran Kompas, bahwa kondisi utara cekungan Bali di sisi selatan Pulau Sepanjang berupa lereng dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. Dari tepi pantai hingga kedalaman 1.000 meter terentang sejauh 14 kilometer.

Riza juga menambahkan, “Jika kapal selam itu jatuh di lereng cekungan, dia bisa jatuh merayap ke dasar Cekungan Bali yang memiliki kedalaman sekitar 1.300 meter.”

Kapal tersebut diduga mengalami blackout atau mati listrik total. Hal itu mengakibatkan awak kapal tidak dapat melakukan proses kedaruratan berupa tombol darurat untuk membuat kapal timbul ke permukaan.

Saat mengarungi laut utara Bali itu, kapal selam berisi 53 awak, terdiri atas 49 anak buah kapal (ABK), satu komandan satuan, dan tiga personel arsenal.

(DN/bid.Afiliasi dan Informasi)

Leave a comment

Full HTML

  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.