SIDE SCAN SONAR Teknologi Penginderaan Bawah Laut

Indonesia sebagai negara bahari memiliki luas wilayah perairan sekitar 3,1 juta km2 atau sekitar 70% dari seluruh wilayah Nusantara. Dengan diundangkannya Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) maka luas perairan tersebut menjadi 5,8 juta km2 dibandingkan dengan luas seluruh daratan yang hanya 1,8 juta km2. Kepulauan Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan total panjang garis pantai sekitar 81.000 km. Dengan jumlah penduduk sekitar 216 juta orang (1999), Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk ke empat terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Kepulauan Indonesia terletak diantara benua Asia dan Australia dan diantara samudera Pasifik dan Hindia.

Pemanfaatan yang berkelanjutan dari sumberdaya kelautan tidak saja akan mempengaruhi perekonomian bangsa Indonesia di masa mendatang, akan tetapi juga mampu meningkatkan kebutuhan akan bahan makanan dan bahan baku, posisi dan pengaruhnya terhadap negara sekitar, ketahanan nasional, dan kualitas lingkungan hidup negara secara keseluruhan. Untuk banyak negara, kekayaan dan keanekaragaman hayati laut Indonesia dianggap sebagai sumber bahan baku makanan yang sangat penting seperti berbagai jenis ikan, udang, kerang dan rumput laut. Disamping itu, minyak, gas dan mineral lepas pantai saat ini sedang dieksploitasi dari Laut Jawa, lepas pantai Kalimantan Timur dan Selat Makassar.

Indonesia sebagai negara bahari memiliki luas wilayah perairan sekitar 3,1 juta km2 atau sekitar 70% dari seluruh wilayah Nusantara. Dengan diundangkannya Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) maka luas perairan tersebut menjadi 5,8 juta km2 dibandingkan dengan luas seluruh daratan yang hanya 1,8 juta km2. Kepulauan Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan total panjang garis pantai sekitar 81.000 km. Dengan jumlah penduduk sekitar 216 juta orang (1999), Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk ke empat terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Kepulauan Indonesia terletak diantara benua Asia dan Australia dan diantara samudera Pasifik dan Hindia.

Pemanfaatan yang berkelanjutan dari sumberdaya kelautan tidak saja akan mempengaruhi perekonomian bangsa Indonesia di masa mendatang, akan tetapi juga mampu meningkatkan kebutuhan akan bahan makanan dan bahan baku, posisi dan pengaruhnya terhadap negara sekitar, ketahanan nasional, dan kualitas lingkungan hidup negara secara keseluruhan. Untuk banyak negara, kekayaan dan keanekaragaman hayati laut Indonesia dianggap sebagai sumber bahan baku makanan yang sangat penting seperti berbagai jenis ikan, udang, kerang dan rumput laut. Disamping itu, minyak, gas dan mineral lepas pantai saat ini sedang dieksploitasi dari Laut Jawa, lepas pantai Kalimantan Timur dan Selat Makassar. Disamping sebagai tempat sumberdaya yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui, laut di Indonesia juga mempunyai banyak fungsi, seperti jalur lalu lintas antar pulau, pelayaran nasional dan internasional, komunikasi, rekreasi dan turisme. Untuk meningkatkan nilai ekonomi dari sektor kelautan, Indonesia secara konsisten meningkatkan kemampuan nasional di bidang ini. Pengembangan tenaga kerja dan infrastruktur dilaksanakan melalui kerjasama regional dan internasional.

Hampir semua jenis topografi bawah laut dijumpai di perairan Indonesia, seperti paparan benua dangkal, cekungan laut dalam, parit, palung, lereng benua, pulau vulkanis dan atol. Distribusi perairan dan daratannya saja membuat Kepulauan Indonesia sebagai salah satu struktur geografis yang paling rumit di muka bumi. Berbagai pulau besar maupun kecil membagi perairan menjadi berbagai laut yang berbeda yang dihubungkan oleh selat dan alur. Kompleksitas wilayah ini telah menjadikan daya tarik berbagai ekpedisi oseanografi internasional sejak tahun 1872 hingga sekarang. Baru-baru ini, beberapa pelayaran oseanografi juga telah dilakukan secara lokal sebagai bahagian dari kerjasama studi regional.

Memiliki wilayah laut terluas di dunia, ternyata tidak serta merta membuat bangsa Indonesia bisa mengetahui kekayaan dan kondisi dasar lautnya. Sebaliknya, justru orang-orang asinglah yang lebih mengetahui isi dan kondisi dasar laut di Indonesia. Dengan demikian, wilayah laut Indonesia merupakan aset nasional yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pengelolaannya agar sumberdaya alam, kelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati yang kaya ini dapat ternikmati dan terjaga untuk generasi bangsa mendatang. Perhatian khusus ini terutama harus diberikan hingga laut terluar yang merupakan batas laut Teritorial Negara Kepulauan (Archipelagic State, UNCLOS 1982, pasal 47, ayat 1).

Pembangunan sektor kelautan di Indonesia haruslah merupakan salah satu program nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa melalui peningkatan produksi perikanan dan bahan baku industri yang berasal dari dasar laut. Pembangunan sektor kelautan ditujukan pula untuk meningkatkan nilai tambah hasil perikanan, meningkatatkan pendapatan devisa serta pembinaan kelestarian sumberdaya kelautan dan lingkungan hidup. Dengan demikian, tujuan, sasaran dan strategi penelitian kelautan haruslah diarahkan untuk penyediaan dan pemanfaatan data serta informasi mengenai sumberdaya kelautan. Disamping tersedianya data dan sistem informasi, penelitian kelautan harus pula diarahkan untuk menyediakan masukan bagi pemutakhiran teknologi survey dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna eksplotasi dari sektor kelautan. Untuk mencapai tujuan pembangunan sektor kelautan maka diperlukan kesiapan dan strategi penelitian yang diarahkan bagi : peningkatan kemampuan penelitian dan penunjangnya agar mampu mengidentifikasi masalah kelautan dan pemecahannya; meningkatkan manajemen dan kerjasama penelitian antar lembaga, serta meningkatkan penyediaan informasi, teknologi dan diseminasi hasil penelitian.

Indonesia hingga saat ini belum memberikan kepastian data dan informasi tentang nama dan batas rupa morfologi dasar laut (submarine features) yang dimilikinya sebagai teritorial NKRI. Penamaan submarine features merupakan bagian dari kegiatan pemerintahan dalam penamaan unsur-unsur geografi/geologi (alami), seperti nama palung, parit, gunung bawah laut, cekungan kuarter, karang, atol, dan sebagainya. Pendataan, inventarisasi, pemberian dan pembakuan nama submarine features ini dapat mendukung dikeluarkannya dokumen resmi tentang submarine features Indonesia dari PBB. Namun demikian, pemetaan rupa morfologi dasar laut Indonesia yang sangat luas ini tidaklah mungkin dilakukan dengan cepat tanpa menggunakan peralatan survey dengan teknologi tinggi dan biaya yang memadai.

Side Scan Sonar (SSS) adalah sebuah sistem peralatan survey kelautan yang menggunakan teknologi akustik. Peralatan ini digunakan untuk memetakan dasar laut yang juga dapat digunakan untuk mempelajari kehidupan di dasar laut. Sistem peralatan ini merupakan strategi penginderaan untuk merekam kondisi dasar laut dengan memanfaatkan sifat media dasar laut yang mampu memancarkan, memantulkan dan/atau menyerap gelombang suara. Gelombang suara yang digunakan dalam teknologi side scan sonar biasanya mempunyai frekuensi antara 100 dan 500 KHz. Pulsa gelombang dipancarkan dalam pola sudut yang lebar mengarah ke dasar laut, dan gemanya diterima kembali oleh receiver dalam hitungan detik. Untuk mencari suatu lokasi tertentu, perekaman perlu mengikuti pola lintasan survey tertentu dengan menggunakan peralatan penentu posisi GPS dan video plotter. Side scan sonar mampu membuat liputan perekaman dasar laut dari kedua sisi lintasan survey. Dalam kondisi laut yang tenang dan haluan kapal yang lurus, sonogram dapat memberikan gambar atau image yang sangat tajam dan rinci seperti layaknya sebuah foto.

Baru-baru ini, sistem side scan sonar telah dikembangkan dengan menggunakan teknologi suara ultra medis guna meningkatkan resolusi target bawah laut yang dicari. Sistem tranduser side scan sonar disimpan dalam towfish yang ditarik kapal beberapa meter di bawah permukaan laut. Gelombang suara yang dipantulkan diproses menjadi image yang mirip foto udara, dan terlihat secara “real-time” pada monitor komputer. Informasi lokasi dari DGPS (differential global positioning system) digunakan untuk memandu side scan sonar yang ditarik sepanjang lintasan yang telah ditentukan, serta untuk mengidentifikasi lokasi berbagai titik pada image side scan.

Disamping digunakan sebagai alat survey pemetaan dasar laut, di beberapa negara maju seperti di Amerika Serikat dan Eropa, side scan sonar sering pula digunakan dalam kegiatan pencaharian dan penyelamatan manusia. Side scan sonar sering digunakan untuk mencari korban tenggelam ataupun objek hilang lainnya di bawah air. Cara pencaharian seperti ini pada awalnya dilakukan dengan memanfaatkan jasa penyelam, kamera bawah laut, dan anjing pelacak yang terlatih dalam air. Namun demikian cara ini sering memakan waktu dan berbahaya karena sangat tergantung pada kondisi kedalaman air, daya pandang, arus dan rintangan bawah air lainnya.

Penggunaan lain dari side scan sonar adalah untuk mendeteksi tempat ekstraksi agregat/pasir laut. Pada skala detil dapat pula digunakan untuk mencari jalur kabel dan pipa bawah laut, bahkan kapal karam. Keuntungan menggunakan side scan sonar adalah kemampuannya dalam mencari objek-objek bawah air pada daerah yang luas secara cepat dan aman. Para penyelam tidak mempunyai risiko tinggi selama operasi pencaharian, dan hanya dilibatkan pada saat objek bawah laut telah ditemukan. Image side scan sonar juga berguna untuk mengevaluasi berbagai bahaya bawah laut terhadap penyelam sebelum mereka memasuki air.

Leave a comment

Full HTML

  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.